Jangan Terlalu Sering Memarahi Anak, Ini yang Akan Terjadi Pada Otak Anak yang Sering Dimarahi

 Semua Orang Tua Pasti Pernah memarahi anak ! Tapi Kalau Anda Terlalu Sering, Anda harus menghentikannya dari sekarang. Pasalnya mengajari kebaikan pada anak tidaklah harus menggunakan nada suara tinggi dan amarah.



Demikian dikatakan Pegiat Perlindungan Anak sekaligus Pendiri Yayasan SEJiWA, Diena Haryana baru-baru ini di Jakarta pada NNC.Dijelaskan Diena, mendidik kebiasaan anak akan membuat pola guratan pada otak Anak.

Pola guratan di otak akan terbentuk apabila kebiasaan-kebiasaan telah tertanam dalam benak anak.
“Misalkan ajarkan anak letakkan handuk setelah mandi. Hari pertama diterapkan baik, hari kedua anak lupa, ya ingatkan lagi. Kalau anak lupa lagi, terus ingatkan hingga jadi kebiasaan baik pada anak. Nanti itu akan timbulkan guratan pada otak, sehingga miliki kebiasaan baik,” kata Diena.

Lebih lanjut Diena katakan, apabila orang tua mengajarkan anak dengan amarah maka akan ada perkembangan lain yang terjadi. Amarah ini hanya akan membuat anak selalu merasa takut dan tidak bisa fokus berpikir



Kalau orang tua marah, guratan di otak anak isinya hanya “mama marah”. Jadi bukan kebiasaan baik yang tertanam, tetapi malah ketakutan,” kata Diena.

Ketika guratan pada otak anak terbentuk dari amarah, kata Diena ada tiga bentuk reaksi yang terjadi pada anak yakni aktif, pasif dan pasif agresif.

Aktif adalah ketika anak menjadi keras seperti orang tua, pasif ketika anak tidak percaya diri dan takut, hingga pasif agresif ketika anak pendiam dan bila merasa marah akan diluapkan dengan luar biasa amarahnya.

“Bila sudah terjadi seperti itu anak akan mencari pelarian. Pelarian ini bisa positif dan jadi momen belajar sesuatu atau negatif akan melakukan tindakan diluar dugaan, seperti anak yang menembak temannya di Amerika,” kata Diena



7 Responses to "Jangan Terlalu Sering Memarahi Anak, Ini yang Akan Terjadi Pada Otak Anak yang Sering Dimarahi"

  1. Ada benarnya artikel ini dan tidak baik pula bila dibiarkan anak berbuat kesalahan, sbg ortu memàng brs brani menegur sesuai kadar kesalahan pd anak. Adakalanya cara lembut dan ada kalanya cara tegas agar anak tau bahwà perbuatannya salah dan bisa membahayakan dirinya sendiri maupun teman sepermainan atau orang lain..
    Itu pendapat saya.

    BalasHapus
  2. Saya malah lebih setuju dngn Comentar Anda.

    BalasHapus
  3. Ya memang tidak mudah jadi orang tua,apa lgi penuh dengan keterbatasan,di tambah anak nya kelainan atau anak bandel susah di atur masih melawan.karena setiap anak berbeda beda



    BalasHapus
  4. Terimakasih atas saran nya sangat bagus sekalih ibu yg suka marah akan lebih baik lgi mengajarkan ank nya sekali lagi terima kasih....bunda

    BalasHapus
  5. Saya adalah salas satu anak yyan selalu di marahi sejak kecil umur saya seksekar 17 thn dan dampak saya sekarase adalah tidak percaperdi,kurang bersosiyalisasi, susah ber konssentrasi, pendiam, dan emosi yang di pendam kadaka kadang keluar dengan sendisendi suka terbawa mimpi waktu masa kecil saya yang selau dimarahi tampa sadar saya tidur sambil mennagis orang tua saya tidak segan main tangan dan melontarkan kata kata kotor pada saya😞

    BalasHapus
  6. Saya termasuk ibu yg suka memarahi anak saya apabila melakukan kesalahan itu terjadi kepada ank pertama dan kedua saya ..sekarg ank saya dua duanya selalu berbicara kasar ...meskipun saya lembut ..tetap saja mereka berlaku kasar ..ya Allah jadikan ank ank saya ank yg Soleh ..yg berguna. Apa sya sudh salah mendidik ank saya ..ada yg punya saran agar ank ank saya bisa berkelakuan lembut ������

    BalasHapus
  7. Saya termasuk ibu yg suka memarahi anak saya apabila melakukan kesalahan itu terjadi kepada ank pertama dan kedua saya ..sekarg ank saya dua duanya selalu berbicara kasar ...meskipun saya lembut ..tetap saja mereka berlaku kasar ..ya Allah jadikan ank ank saya ank yg Soleh ..yg berguna. Apa sya sudh salah mendidik ank saya ..ada yg punya saran agar ank ank saya bisa berkelakuan lembut ������

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel